pacitan,20 Februari 2025 – Kasus kenakalan remaja di Indonesia semakin marak terjadi, terutama di kalangan usia 13 hingga 17 tahun. Berdasarkan data yang dihimpun oleh berbagai lembaga kepolisian dan sosial, perilaku menyimpang seperti tawuran, penyalahgunaan narkoba, hingga tindakan kriminal ringan semakin sering terjadi di berbagai daerah.
Menurut laporan terbaru, angka kenakalan remaja meningkat signifikan dalam dua tahun terakhir. Salah satu bentuk kenakalan yang paling sering terjadi adalah tawuran antar pelajar. Data menunjukkan bahwa dalam setahun terakhir, sedikitnya 500 kasus tawuran tercatat di berbagai kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Tawuran ini sering kali dipicu oleh hal sepele, seperti persaingan antar sekolah atau kesalahpahaman di media sosial.
Selain tawuran, penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja juga menjadi ancaman serius. Berdasarkan survei dari Badan Narkotika Nasional (BNN), lebih dari 20% pengguna narkoba di Indonesia berasal dari kelompok usia remaja. Faktor lingkungan, tekanan sosial, serta kurangnya pengawasan dari keluarga menjadi penyebab utama meningkatnya kasus ini.
Tidak hanya itu, keterlibatan remaja dalam aksi kriminal seperti pencurian, perundungan (bullying), hingga aksi vandalisme juga semakin meningkat. Beberapa kasus menunjukkan bahwa remaja sering kali terlibat dalam geng-geng motor yang melakukan tindakan kriminal, seperti perampasan atau penyerangan terhadap warga.
Psikolog anak dan remaja, Dr. Anita Rahmawati, menyatakan bahwa faktor utama yang menyebabkan kenakalan remaja adalah kurangnya bimbingan dan perhatian dari orang tua. “Remaja yang tidak mendapatkan perhatian cukup dari keluarga cenderung mencari pengakuan di luar, sehingga mereka mudah terjerumus dalam pergaulan negatif,” ujarnya.
Untuk menanggulangi masalah ini, berbagai pihak, termasuk pemerintah, sekolah, dan keluarga, harus bekerja sama. Pemerintah diharapkan dapat meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas remaja serta menyediakan lebih banyak kegiatan positif seperti pelatihan keterampilan dan program bimbingan remaja. Sekolah juga harus lebih aktif dalam mendidik siswa mengenai dampak negatif dari perilaku menyimpang serta memperkuat pendidikan karakter.
Sementara itu, orang tua juga memiliki peran penting dalam membimbing anak-anak mereka. Komunikasi yang baik dan pengawasan yang lebih ketat terhadap aktivitas remaja di luar rumah dapat membantu mengurangi tingkat kenakalan remaja.
Dengan adanya kerja sama yang baik antara semua pihak, diharapkan angka kenakalan remaja di Indonesia dapat ditekan, sehingga generasi muda bisa tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang lebih positif dan produktif.